Sabtu, 09 Oktober 2010

sinar ultraviolet

     Sinar ultra violet (UV) diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya radiasi yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme. Sinar UV mempunyai panjang gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm dengan efisiensi tertinggi untuk pengendalian mikroorganisme adalah pada 365 nm. Karena mempunyai efek letal terhadal sel-sel mikroorganisme, maka radiasi UV sering digunakan di tempat-tempat yang menuntut kondisi aseptik seperti laboratorium, ruang operasi rumah sakit dan ruang produksi industri makanan dan minuman, serta farmasi.
Salah satu sifat sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah. Selapis kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar UV. Oleh karena itu, sinar UV hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada permukaan yang terpapar langsung oleh sinar UV, atau mikroba berada di dekat permukaan medium yang transparan. Absorbsi maksimal sinar UV di dalam sel terjadi pada asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel oleh sinar UV pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi atau kematian sel (Atlas, 1997).
Mutasi adalah suatu perubahan pada rangkaian nukleotida dari suatu asam nukleat. Mutasi dapat berakibat pada kesalahan menyandi protein dan keadaan ini jika tidak bersifat letal, biasanya menimbulkan penampakan fenotip yang berbeda dari keadaan normalnya. Karena merupakan perubahan pada materi genetik, maka mutasi diwariskan pada keturunannya.
    Trichoderma harzianum adalah jenis kapang yang tersebar luas di tanah, dan mempunyai sifat mikoparasitik. Mikroparasitik adalah kemampuan untuk menjadi parasit bagi kapang lain. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terhadap jenis-jenis kapang fitopatogen. Beberapa kapang fitopatogen penting yang dapat dikendalikan oleh Trichoderma antara lain: Rhizoctonia solani, Fusarium sp., Lentinus lepidus, Phytium sp., Botrytis cinerea, Gloeosporium gloeosporoides, Rigidoporus lignosus dan Sclerotium rolfsii yang menyerang tanaman jagung, kedele, kentang, tomat dan kacang buncis, kubis, cucumber, kapas, kacang tanah, pohon buah-buahan, semak dan tanaman hias. Kemampuan mikoparasitik tersebut dimungkinkan karena T. harzianum mampu menghasilkan enzim-enzim yang mampu melisiskan dinding sel kapang lain, seperti enzim kitinase dan b-glukanase. Kitin dan glukan merupakan penyusun utama dinding sel kapang. Adanya enzim kitinase dan glukanase yang dihasilkan oleh T. harzianum akan menghidrolisis kitin dan glukan yang menyusun dinding sel kapang, sehingga hifa kapang mengalami lisis.
Pemaparan sinar ultraviolet selama 1, 2 dan 3 jam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan T. harzianum maupun kemampuan mikoparasitiknya terhadap kapang patogenik tanaman F. oxysporum.




10 fakta sinar ultraviolet:


Matahari merupakan sumber energi yang sifatnya gratis dan bisa dikonversi ke bentuk energi lainnya. Tapi, bagi manusia, apakah efek cahayanya sehat untuk kulit. Berikut 10 fakta seputar efek sinar ultraviolet (UV) dari matahari terhadap kulit manusia.

1. Bagaimana matahari membakar kulit kita?
Ketika Anda berjemur, sinar ultraviolet dari matahari yang menyerang langsung ke kulit akan membunuh sel-sel yang biasanya bekerja membuat sel kulit baru.Sinar ultraviolet A (UVA) sendiri dapat menembus kulit ke lapisan lebih dalam, tetapi kombinasi sinar UVA dan UVB justru membakar lapisan kulit luar karena energi per photon yang dikeluarkan lebih besar, yakni 8,37 eV.

2. Mengapa kulit yang terbakar memerah?
Untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan menyingkirkan sel-sel mati, pembuluh darah otomatis bekerja ekstra untuk menyalurkan darah lebih besar ke daerah yang terbakar. Aliran darah ini yang membuat kulit Anda berubah menjadi merah dan lebih hangat.

3. Apa efeknya bila kulit terbakar terkena sinar matahari?
Sel-sel yang rusak mengirimkan pesan ke otak, memberi sinyal bahwa mereka cedera dan mengaktivasi indera kulit untuk peka terhadap sakit. Hal ini membuat kulit kita sensitif terhadap sentuhan.

4. Mengapa warna kulit menjadi coklat?
Ketika sinar UV membakar kulit dalam, organ manusia akan memproduksi lebih banyak pigmen melanin yang menyebabkan kulit menjadi gelap. Kurang tepat bila kebanyakan orang ingin membuat kulit menjadi coklat dengan berjemur seharian di pantai, karena produksi melamin membutuhkan waktu cukup lama.

5. Mengapa kulit ras manusia berambut merah tidak bisa membuat kulit coklat?
Kendati melanin dapat memproteksi tubuh manusia dari radiasi sinar UV, pigmen ini juga memiliki efek yang berbahaya. Pheomelanin, tipe lain melanin yang membuat rambut menjadi merah atau kuning dan kulit menjadi terang, sebenarnya memiliki risiko kerusakan kulit lebih besar, seperti kulit terbakar bahkan kanker kulit.

6. Bagaimana cara kerja sunscreen atau sunblock?

Sunscreen/sunblock merupakan cara efektif untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB yang berpotensi merusak kulit. Secara kimiawi, sunscreen/sunblock mengandung sejumlah zat yang mampu menahan sinar UV dan memantulkannya.

7. Apakah sunblock yang mencantumkan kode SPF 30 lebih baik dibandingkan SPF 15?
Tidak sepenuhnya benar. SPF hanya sebagai indikasi berapa lama waktu yang Anda punya sebelum kulit terbakar. Misalnya, dengan menggunakan sunblock SPF 2, maka Anda dapat berjemur di bawah matahari dua kali lebih lama dibandingkan jika tidak memakainya.

Sementara itu, SPF 30 akan memberikan proteksi 30 kali lipat dibandingkan proteksi natural kulit Anda dan menangkis 97 persen sinar UVB. Bila dibandingkan, SPF 15 menyanggah sinar yang sama hingga 93 persen.

8. Mengapa manusia lebih sering berjemur di pantai?
Karena sinar matahari dapat memantul di pasir, air, dan salju, sehingga sinar yang diserap kulit berlipat. Ada pula sejumlah faktor pendorong lainnya, yakni musim panas, tengah hari, dan wilayah di sekitar garis khatulistiwa, sehingga pada situasi tersebut, produksi sinar UV adalah yang terbanyak. Kendati mendung, 80 persen sinar matahari tetap dapat menembus awan, bahkan kabut tebal.

9. Apakah kulit yang sedikit memerah menandakan Anda baik-baik saja?
Tidak. Penyorotan sinar UV dapat memutasi sel-sel kulit dan menyebabkan kanker. Perlu diketahui, manusia yang mengalami pembakaran kulit pada masa kecil dan remaja memiliki risiko terserang kanker kulit lebih besar ketika mereka dewasa. Karena melanoma memiliki waktu cukup lama untuk berkembang di dalam tubuh manusia.Efek buruk lainnya, selain kanker, adalah keriput lebih dini dan sakit mata katarak.

10. Apa cara terbaik mengobati kulit yang terbakar?
Segera konsumsi aspirin. Waktu paling baik adalah sebelum pergantian hari, karena aspirin dapat bekerja kurang dari sehari untuk mencegah kerusakan kulit lebih buruk.

Selain itu, meminum air putih sebanyak-banyaknya juga dapat membantu terciptanya sel kulit baru. Bisa pula dengan mengoleskan bagian kulit yang merah dengan krim moisturizer seperti aloe vera atay hydrocortisone. Bila efeknya justru menimbulkan rasa sakit kepala, badan merinding, atau demam, segera hubungi dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar